Menyingkap Perilaku Pelaku Pelecehan Seksual Di Tempat Umum

Mungkin Anda pernah mendapat perlakuan tak senonoh oleh kaum pria di tempat umum, contohnya ketika di bis ada pria iseng yang menyentuh atau bahkan meremas salah satu bagian tubuh Anda. Nah, mungkin juga Anda bertanya-tanya mengapa hal tersebut bisa terjadi padahal Anda sudah berpakaian dengan sopan. Coba simak yang berikut ini, mungkin dapat menjawab tanda tanya Anda selama ini. 

Kaum pria yang suka menggesek-gesek, menyentuh, dan bahkan meremas salah satu bagian tubuh sensitif dan genital wanita dengan menggunakan alat vital atau tangannya, ke tubuh wanita tanpa persetujuannya untuk mendapatkan rangsangan dan kepuasan seksual, dinamakan Froteurisme.

Biasanya para korban tidak menduga akan diperlakukan seperti ini dan bahkan menaruh curiga terhadap perilaku pria ini. Mereka sengaja memilih keramaian untuk melancarkan aksinya, karena akan sulit terdeteksi dan sama sekali tidak disadari oleh korban.

Kalaupun akhirnya sadar, maka pelaku dengan mudah dan cepat dapat bersembunyi atau melarikan diri ke tengah-tengah kerumunan. Oleh sebab itulah pelaku seringkali tidak pernah tertangkap dan diusut oleh yang berwajib karena tindakan pelecehan seksualnya itu.

Tapi di samping itu, jangan Anda mudah men-cap pria-pria yang melakukan hal yang menjijikkan itu sebagai froteurisme, karena tidak semua benar. Sebutan ini hanya diberikan pada pria yang setidaknya dalam enam bulan berturut-turut mempunyai gairah sex ataupun fantasi seksual untuk meraba ataupun meremas tubuh orang lain, atau menggesek-gesekkan alat vitalnya ke tubuh orang lain tanpa izin.

Dampak lain yang ditimbulkan oleh perilaku seperti ini adalah timbulnya gangguan klinis maupun persoalan-persoalan lingkungan sosial, lingkungan kerja, serta berbagai fungsi kegiatan sehari-hari lainnya yang rutin dilakukan oleh si pelaku dan si korban.

Mungkin Anda, para wanita, pernah mengalami kejadian seperti ini. Misalnya saja pinggul Anda tersentuh atau diraba oleh orang tak dikenal. Atau Anda pernah mengalami kejadian di mana tiba-tiba Anda menjerit keras karena payudara Anda diremas oleh seorang pria tak dikenal di sebuah pusat keramaian. Nah, pelaku biasanya melakukannya dengan sekelebat mata hingga tidak terlihat oleh korbannya, bahkan mereka membuat korbannya tidak sadar dengan kejadian tersebut.

Para ahli berpendapat kalau froteurisme umumnya melakukan sentuhan, rabaan maupun remasan sebanyak 849,5 kali. Tapi seiring dengan bertambahnya usia, kebiasaan ini umumnya akan berkurang frekuensinya, namun beberapa pria yang menyukainya mengaku sulit sekali menghentikan kebiasaan ini.

Pria seperti ini umumnya di-cap "pesakitan" oleh wanita. Tidak ada laporan yang menunjukkan bahwa penyakit ini juga diderita oleh wanita. Biasanya perilaku ini muncul ketika menjelang usia remaja, yaitu sekitar 15 tahun dan cenderung menurun setelah memasuki usia 20 tahunan.

Biasanya pria-pria yang gemar melakukan rabaan, remasan dan sentuhan kilat ini membayangkan apa yang sudah ia lakukan ke dalam kegiatan onaninya. Hal ini membuat fantasi dan angan-angan mereka kian melambung tinggi, dengan begitu kepuasan lahir dan batin dapat tercapai.

Mereka melakukan hal ini umumnya karena merasakan kesulitan menjalin hubungan asmara dengan wanita. Biasanya mereka takut dengan penolakan. Oleh sebab itu ketika pelaku sedang melancarkan aksinya, mereka biasanya melakukannya sambil berfantasi seakan-akan dirinya sedang melakukan hubungan mesra dan bahkan sedang melakukan hubungan seksual dengan si korban.

Sekitar 79% pelaku froteurisme dipastikan juga mengidap perilaku seksual menyimpang yang lain, dan sedikitnya (sekitar 24% dari mereka) pernah melakukan pemerkosaan terhadap gadis usia belia, dan (sekitar 35% lainnya) pernah memerkosa wanita remaja, sementara sisanya (17%) pernah melakukan transvestisme, suka mengintip (66%), suka membahas masalah-masalah yang berbau pornografi di telepon (PhoneSex), pernah melakukan percobaan perkosaan (31%), pernah memerkosa (16%), dan suka mempertontonkan alat vitalnya kepada orang lain (31%).

Mungkin Anda belum pernah mengenal kata froteurisme di berbagai perilaku penyimpangan-penyimpangan seksual. Sebenarnya froteurisme berasal dari Ingrris, yaitu frotteurism, yang berasal dari kata frotter yang berarti meraba, atau frottage (berasal dari bahasa Prancis) yang berarti rabaan, yang merupakan salah satu bentuk parafilia atau perolehan gairah maupun kenikmatan seks dari situasi atau rangsangan yang menyimpang.

Selain penyimpangan, tindakan seperti ini sebenarnya dikategorikan sebagai suatu pelanggaran hukum dan hak asasi manusia di berbagai negara dan peradaban di planet ini, terutama sering dianggap sebagai pelecehan seksual. Sama seperti di tempat ramai lainnya, pelecehan sex di kantor dan tempat kerja lainnya jarang dilihat oleh saksi sehingga bukti-bukti sulit didapat.

Berbagai pengobatan, seperti terapi perilaku, terapi sosial, konsumsi obat-obatan, dan psikoterapi, tetapi tetap saja masih sulit ditemukan pendekatan yang ampuh.

Biasanya para pakar sex menganjurkan pasiennya untuk melakukan pendekatan terpadu dengan menekankan penyembuhan masalah dan problem lain yang menyertainya. Misalkan seperti gangguan suasana hati dan kecemasannya yang paling dalam. Umumnya penderita diajak untuk menata ulang emosi dan perasaan sensitifnya dan membantunya membangun suatu hubungan cinta yang lebih bermakna dengan seorang wanita normal.




No comments:

Post a Comment